rss

Wednesday, January 18, 2006

merayakan demokrasi dengan playboy?

Saya ikut senang Playboy hadir di Indonesia. Negeri ini, yang sedang mengklaim diriberada di ufuk demokrasi, sudah seharusnya menyediakan tempat bagi semua ide --bahkan juga ideologi. Saya berharap kehadiran Playboy mengisi sebagian dari tempatyang tersedia itu. Saya kira, makin terisi tempat itu makin luas koridor kebebasanberekspresi, dan di sanalah orang dapat berjalan dengan teduh dan nyaman untukmenunaikan hak dan kewajibannya sebagai individu-individu yang merdeka.
(dari kotak surat, dari seorang teman)

demokrasi, menurut seorang kawan, sangat pantas diperjuangkan. bukan karena lebih benar daripada sistem pemerintahan lainnya. tapi karena alasan pragmatis. artinya lebih mudah dan efisien menjalankan demokrasi. daripada oligarki atau tirani, misalnya. tentu saja bila ditemukan sistem yang lebih praktis, demokrasi bisa disingsingkan.

teman yang mengirim surat di atas tentu terlalu bersuka cita mengekspresikan rencana hadirnya majalah playboy di indonesia. silakan sepakat atau tidak dengan pandangan itu. saat ini di luar sana suara-suara mulai berseru mengecam playboy. padahal edisi perdananya saja belum selesai kami garap. tapi inilah demokrasi.

banyak kawan merasa geli bila belum terbit saja playboy sudah diributkan. tapi saya pikir inilah rumus pelik pornografi atau media bertemakan erotisme sebagai senyawa antara dorongan nafsu dengan dorongan memupuk keuntungan. tanpa muncul lebih dahulu pun, media bertemakan erotisme (dalam hal ini playboy) akan menyulut rasa penasaran, ketagihan dan keterpesonaan. sebuah konsekwensi hidup di era passionate capitalism, dimana kapitalisme menemukan muaranya dengan libido sebagai komoditasnya.

pornografi seperti juga seks memenuhi syarat sebagai evil necessary and necessary evil. situasi kontrol terhadap pornografi dan erotisme sejalan dengan dorongan untuk mengawasi perilaku seksualitas masyarakat. seksualitas merupakan ide politik yang selalu dimanfaatkan oleh penguasa untuk melakukan fungsi kontrol atas masyarakatnya. michel foucault menunjukkan perilaku kekuasaan pada zaman ratu victoria di inggris pada abad ke-17 sebagai ilustrasi penindasan terhadap seksualitas masyarakat. saat itu seks begitu tabu, setiap perbincangan terhadap seks diganjar hukuman berat.

ketika itu, para pezinah yang merasa berdosa mendatangi ruang pengakuan dosa di gereja, dan diminta menceritakan kembali kisah perzinahannya sebelum dosanya diampuni. penceritaan ini kerap menjadi begitu detail. ketika itu hanya para pastor yang punya kesempatan mendengar cerita yang paling erotis, tanpa ganjaran hukuman berat. jelas pada masa itu, kisah seksualitas tetap beredar, di bilik pengakuan dosa.

rezim orde baru sejalan dengan ideologi developmentalismenya begitu keras menempatkan pornografi di media massa menjadi patologi pertumbuhan. sejalan dengan program keluarga berencana, orde baru begitu bernafsu membangun mitos tentang indonesia sebagai bangsa yang tertib seksual.
Pornografi Merongrong Usaha Pembangunan
Djakt 18 Sept (Ant)
Menanggapi berbagai masalah tentang penerbitan pornografis jang mendapat sorotan-sorotan tadjam dari berbagai kalangan masjarakat luas achir2 ini, Menteri Agama KHM. Dachlan menjatakan bahwa penerbitan, tulisan atau batjaan porno merupakan rongrongan terhadap usaha pembangunan mental sprituil bangsa jang sedang kita bina.
Menurut Menteri Agama, soal2 porno bukanlah soal baru. Dulu di tahun 1923 Volkenbond djuga telah membitjarakannja dan menentukan persetudjuan2 tentang pemberantasan porno, jang kemudian diteruskan oleh PBB, dimana masing2 negara menentukan sendiri daftarnja dan mengadakan undang2 dan peraturan2 untuk melarangnja.
(KOMPAS, 19 September 1968)

teks di atas menunjukkan bagaimana rezim meminggirkan pornografi dalam proses pembangunan. pornografi seakan-akan dianggap sebagai sebuah fenomena yang antipembangunan karena merongrong pembanguna mental spiritual bangsa. begitu keringnya wacana seksualitas dalam media massa di akhir dekade kekuasaan orde baru, sampai-sampai halaman konsultasi seks yang terdapat di banyak surat kabar dianggap vulgar dan mengarah pornografis. kompas pernah mengeluarkan laporan berkenaan dengan hal itu.
Diberi Peringatan, Dokter yang Mengasuh Rubrik Seks”
Bandarlampung, KOMPAS
Sedikitnya 3 sampai 5 dokter yang mengasuh atau menulis rubrik konsultasi seks di media massa secara vulgar (kasar), diberi peringatan. Ini sesuai dengan upaya dan janji IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dalam mendisiplinkan anggotanya.
Demikian Ketua PB IDI Dr Kartono Muhammad, usai berbicara pada seminar Aspek Hukum Perkembangan Teknologi di Bidang Kedokteran di Kampus Universitas Lampung Gedungmeneng, Bandarlampung, Jumat (16/7).
Sedang untuk tindakan yang lebih jauh selain peringatan, Kartono Muhammad menjelaskan, persoalannya akan diserahkan kepada Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). Biar MKEK yang menentukan sanksi atau tindakan yang diberikan, ujarnya. Dan MKEK akan mengambil keputusan melalui rapat, kalau memang masalahnya harus dibahas dalam MKEK.
Tentang pengasuh rubrik konsultasi seks di media massa, Kartono Muhammad mengakui, memang belum ada aturan mainnya. Tetapi itu tidak berarti dokter pengasuh rubrik tersebut bisa menulis bebas dan akhirnya menggunakan bahasa yang cenderung vulgar. "Selama ini sudah ada etik yang mengatur. Etik inilah yang harus dipatuhi setiap dokter atau pengasuh rubrik konsultasi seks di media massa," ungkapnya.
"Selama ini saya melihat akibat yang muncul pada masyarakat dari tulisan yang vulgar, adalah sampai pada tahap gelisah serta kesal. Masyarakat memang belum dirugikan betul," kata Kartono lagi.
Kepada masyarakat, Ketua PB IDI mengimbau, apabila menemukan tulisan yang vulgar dalam rubrik konsultasi seks, agar mengadukan ke IDI terdekat atau ke PB IDI. Pengaduan dapat pula langsung ke MKEK.
Langkah IDI untuk mengambil tindakan itu, didukung Eddy Rifai SH MH, staf pengajar Fakultas Hukum Unila, yang juga tampil sebagai pembicara pada seminar nasional tersebut. Menurutnya, riskan rasanya jika seorang dokter menyampaikan sebuah jawaban konsultasi seks di media massa umum, yang bisa dibaca semua lapisan usia dengan bahasa yang vulgar, apa lagi sampai mengarah ke pornografi.
… …
(KOMPAS, 19 Jul 1993)


rubrik konsultasi seks mulai meramaikan media massa indonesia sejak awal 1990-an. halaman konsultasi seks ini menjadi semacam “ruang pengakuan”, sebuah ruang alternatif membicarakan kehidupan seksual yang sering kali ditabukan dalam ruang sosial lainnya. beberapa dokter seperti naek l. tobing dan wimpie pangkahila semakin beken dengan sebutan seksolog. berikut dikutip salah satu jawaban dr. naek l. tobing atas pertanyaan tentang masturbasi dalam halaman konsultasi seks di harian pos kota:
Bila ujung sprei yang dimasukkan ke dalam vagina, mungkin saja selaput dara bisa rusak. Sebaiknya, bila anda masturbasi, anda hanya merangsang bagian luar saja. Ciri-ciri wanita terangsang ialah adanya perasaan enak di daerah-daerah yang disentuh. Juga keluarnya cairan bening di vagina. Sering juga terasa daerah-daerah kelamin itu menjadi tegang atau menebal. Dalam keadaaan demikian, maka seorang wanita sudah terangsang seksual.
(Pos Kota, 31 Januari 1993)


sebuah perayaan akbar biasanya dengan puasa panjang. bila kita harus puasa pornografi lagi, maka tinggal menunggu waktu “perayaan” berikutnya. sementara itu nikmati saja pornografi yang memimikri, ya ruang-ruang “pengakuan dosa” tadi.

jkt 18 jan 2006

0 komentar: